PortalLombok.com – Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang berada dalam suhu cuaca dingin, karena memasuki puncak musim kemarau.
Suhu udara di NTB terasa lebih dingin dari biasanya, bahkan suhu minum dapatb mencapai 19,9 derajat celcius.
Suhu cuaca di NTB terasa lebih dingin di kala malam hari hingga pagi hari suhu akan lebih dingin dari biasanya.
Hal ini disampaikan oleh prakirawan cuaca BMKG NTB, yang menyebutkan jika suhu di NTB saat ini akan terasa lebih dingin dari biasanya.
BMKG NTB menjelaskan jika suhu terasa dingin dikarenakan saat ini memasuki periode puncak musim kemarau yang menyebkan suhu menjadi lebih dingin dari biasanya.
“Puncak musim kemarau ini secara tidak langsung berdampak pada mendingin nya suhu udara di wilayah NTB pada malam hingga pagi hari,” ungkap prakirawan BMKG Statiun Nusa Tenggara Barat Ni Made Adi Pratama, dikutip dari website mataram.antaranews.com, Sabtu 26 Juli 2023.
Made juga menjelaskan juga menjelaskan sudhu udara menjadi dingin dari suhu sebelumnya dikarenakan saat ini mencapai puncak musim kemarau saat ini.
Menurut BMKG saat ini matahari berada pada wilayah belahan bumu utara, sehingga belahan bumi bagian selatan menjadi lebih dingin dari biasanya.
“Suhu akan terasa lebih dingin saat pagi hari,” tambahnya.
Tidak hanya karena puncak musim kemarau, pada umumnya juga ada hembusan angin timuran yang bertiup dari Benua Australia menuju Asia yang melintasi wilayah NTB dan membawa masa udara dingin dan kering.
BMKG juga menjelaskan jika saat ini suhu udara di NTB pada musim kemaru saat ini mencapai minimun 19,9 derajat celcius, dan maksimun mencapai 29,9 derajat celcius.
Saat ini BMKG juga memberikan peringatan dini wilayah kekeringan meteorolotgis untuk wilayah Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Sambelia.
Dan level siaga kekeringan untuk kabupaten Sumbawa untuk kecamatan Buer dan Utan.
Update kondisi saat ini atmosfer terakhir menunjuk pada indeks ENSO berada pada kondisi EL Nino lemah yang telah berlangsung sejak awal Juni 2023. Indeks awal Juli 2023 menunjukkan kondisi IOD netral dan IOD positif akan kembali terjadi setidaknya hingga Oktober 2023.***
(PL-01)
Sumber: mataram.antaranews.com
