PortalLombok.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daaerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (DPRD NTB) kembali dengarkan usulan Pemerintah Provinsi NTB terkait tentang pengajuan Raperda tentang perubahan atas Perda Nomor 8 tahun 2018 tentang konversi PT Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah.
Usulan Raperda Gubernur NTB terkait perubahan Perda Nomor 8 tahun 2018 tentang konversi PT Bank NTB menjadi PT Bank NTB Syariah dibacakan didepan anggota DPRD Provinsi NTB dalam sidang Paripurna, yang digelar pada 9 Mei 2023 untuk dipertimbangkan.
Sidang rapat paripurna DPRD NTB kali menbahas agenda Raperda Gubernur NTB terkait perubahan Perda Nomor 8 tahun 2018 tentang konversi PT Bank NTB menjadi PT Bank NTB Syariah yang dibuat kembali menyusul belum capainya target modal inti.
Sidang paripuran DPRD NTB kali ini mendengarkan agenda penjelasan Gubernur terhadap satu buah Raperda prakarsa Gubernur NTB tentang perubahan Perda Nomor 8 tahun 2018 tentang konversi PT Bank NTB menjadi PT Bank NTB Syariah.
Dalam agenda paripurna yang berlangsung pada Selasa, 9 Mei 2023 tersebut, ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda membuka secara langsung kegiatan yang berlangsung sekitar 1 jam kurang, dengan ke tiga pimpinan lainnya.
Baca juga : Protes UU Cipta Kerja, DPRD NTB Akui Telah Bersurat Dua Kali Ke Pemerintah Pusat, ‘Sudah Dua Kali’
Gubernur NTB dalam hal ini di wakili oleh wakil gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah menjelaskan satu buah raperda prakarsa terkait dengan perubahan peraturan daerah pasal 8 tahun 2018 tentang konversi PT. Bank NTB menjadi PT.Bank NTB Syariah.
Dalam sambutannya wakil gubernur NTB, menyampaikan tentang pengajuan raperda perubahan atas peraturan daerah nomor 8 tahun 2018, tentang konversi PT.Bank NTB menjadi PT. bank NTB Syariah yang dirasa penting dalam rangka memperkuat kapabilitas dan daya saing industri perbankan indonesia, terlebih PT. Bank NTB Syariah sebagai bank pembangunan daerah.
Sementara itu OJK telah menerbitkan kebijakan untuk memperkuat permodalan dan mendorong konsolidasi perbankan melalui POJK nomor : 12/POJK.03/2020 tengang konsolidasi bank umum.
Ketentuan tersebut juga mengatur terkait kewajiban pemenuhan mudal inti dengan minimul 3 triliun rupiah paling lambat pada akhir tahun 2022 untuk bank umum dan akhir tahun 2024 untuk BPD.
Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalilaj juga mengungkapkan akibat pandemi di awal tahun 2020 menjadikan kondisi defisit APBD berkurang dengan adanya refokusing dan relokasi anggaran sehingga berdampak pada terhambatnya suntikan modal dari pemerintah swlaku pemegang saham BPD.
Bank NTB Syariah kini menjadi salah satu dari 13 bank BPD di Indonesia yang belum memenuhi modal inti 3 triliun rupiah, dan jika dalam kurun waktu akhir 2024 tidak tercapai maka akan kegiatan perbankan akan turun menjadi BPR hingga di butuhkan strategi tepat melalui Kelompok Usaha Bank (KUB).
“Sesuai dengan data laporan publikasi BPD se Indonesia, sampai dengan posisi Tiwulan III 2022 masih terdapat 13 BPD yang belum memenuhi modal inti Rp 3 triliun, termasuk PT. Bank NTB Syariah,” ujar, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Doktor Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Selasa 9 Mei 2023, pada Rapat Paripurna DPRD NTB dengan agenda Penjelasan Gubernur Terhadap 1 Buah Raperda Prakarsa Gubernur NTB tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2018 tentang Konversi PT. Bank NTB menjadi PT. Bank NTB Syariah.
Karena hal ini, Wakil Gubernur NTB menekankan kembali di depan anggoa DPRD NTB, pentingkan kehadiran perubahan raperda nomer 8 tahun 2018 guna menjadi strategi sebagai payung hukum PT. Bank NTB Syariah untuk membuka ruang kerjasama bank NTB dengan bank lainnya sebagai upaya pembentukan KUB dan mendorong pemenuhan modal 3 triliun rupiah dan sebagai langkah penjajakan lebih lanjut.
Di akhir wakil gubernur NTB berharap kelanjutan Raperda dapat didiskusikan pada pembahasan lanjutan di tubuh DPRD Provinsi NTB.
Sementara itu Ketua DPRD NTB Hj. Isvie Rupaeda menegaskan bahwa penjelasan tersebut akan menjadi bahan oleh fraksi-fraksi DPRD NTB untuk menyusun pendapatnya terhadap satu buah raperda provinsi NTB.
Baca juga : Stok Pangan Harus Aman dan Terkendali Jelang Lebaran, DPRD NTB Minta Pemerintah Tetap Pantau
“Pandangan fraksi-fraksi tersebut akan kita dengarkan bersama pada Rapat Paripurna kedua hari Kamis 11 Mei pukul 10.00 Wita,” ungkap Ketua pimpinan DPRD NTB, Isvie Rupaeda menambahkan.
Pada rapat paripurna tersebut juga dibacakan perubahan surat keputusan terkait kedudukan anggota di alat kelengkapan dewan (AKD) akibat adanya PAW sisa masa jabatan 2019-2024 dari partai Nasdem dan PAN.***
(RV)