PortalLombok.com – Jepang alami krisis populasi parah yang berdampak pada penurunan siswa baru.
Sekitar 450 sekolah di Jepang ditutup karena tidak mendapatkan siswa baru akibat alami krisis populasi parah yang disebabkan penurunan angka kelahiran.Â
Jepang telah alami krisis seks sejak tahun 2022 yang berimbas pada krisis populasi dan kini berimbas pada penutupan sekolah.
Jepang menjadi salah satu negara dengan krisis populasi terparah sejak angka kelahiran menurun drastis pada tahun 2022.
Berdasarkan data angka kelahiran di Jepang kurang dari 800 ribu pada tahun 2022.
Angka ini merupakan rekor terendah sepanjang sejarah dan delapan tahun lebih cepat dari perkiraan.
Situasi ini berdampak buruk bagi sekolah umum yang lebih kecil, yang seringkali berfungsi sebagai pusat kota dan pedesaan.Â
Baca juga : Ingin Ke Jepang? Sekarang Lebih Mudah, Pengajuan Bebas Visa Dapat Dilakukan Online, Berikut Tata CaranyaÂ
Salah satunya sekolah menengah pertama di Jepang yang alami tutup permanen pada hari Jumat 31 Maret 2023 lalu, SMP Yumoto.
Yang kini untuk terakhir beroperasi hanya meluluskan dua orang siswa yakni Eita Sat dan Aoi Hoshi merupakan siswa terakhir di SMP Yumoto.
Sekolah yang telah beroperasi selama 76 tahun tersebut menjadi korban dari menurunnya angka kelahiran di Jepang yang mencapai kurang dari 800 ribu pada tahun 2022.
Dilansir dari postingan instagram @faktanyagoogle, Selasa 4 April 2023, Pemerintahan Jepang mencatat sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun.
Dan dari sekitar tahun 2002 hingga 2020 hampir 9 ribu sekolah ditutup secara permanen, sehingga sulit bagi daerah terpencil untuk menarik penduduk baru dan lebih muda.
Baca juga : Ada Yang Berminat? Alami Resesi Seks, Pemerintahan Jepang Adakan Perjodohan Massal, Siapkan 400 Jomblo
Perdana Menteri Fumio Kishida berjanji untuk mengambil langkah untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak dan menekankan pentingnya menjaga lingkungan pendidikan, namun belum ada kemajuan signifikan yang dicapai.***
(PL-01)Â
Sumber: Instagram.com/@faktanyagoogle